blog ini merupakan catatan seorang anak desa yang mau belajar-belajar dan terus belajar...

Idealisme Atau Hedonisme

by eryatmo , at 11:19 PM , have 0 comments
Euforia pemuda kota cengkeh pada umumnya, menghabiskan malam minguan dengan berbagai aktifitas, Ada yang ngebut- ngebutan dijalan raya sembari melakukan Free style. Bisa jadi hal ini bagian dari ekspresi kaulah muda pecinta motor.

Ekspresi yang membuat mereka terlarut dalam kemesraan suasana malam minggu, hingga akhirnya mereka tidak menyadari bahaya akan dirinya dan pengguna jalan lain.
Adapula juga yang memilih nongkrong bersama pasangannya, di ruang-ruang yang menjadi kegemaran muda-mudi, sambil menikmati jajanan pingir jalan yang telah tersedia semenjak awal malam.

Suasana itu, sepertinya tak pernah menyapa para pemuda yang mendiami padepokan progresif. Bagaimana tidak, para santri padepokan disibukkan dengan berbagai aktifitas, seperti, Sibuk dengan tugas–tugas kampus dan diskusi mengenai masalah sosial yang terjadi disekelilingnya.

Mahwan, yang merupakan santri tertua mulai berkomentar, bahwa tanaman kakao tidak lagi bisa diandalakan seperti dulu, karena sudah terserang penyakit dan sekarang petani mesti keluar masuk hutan, untuk mencari rotan, yang kini semakin langka, ada juga yang menggali lubang untuk mencari butiran butiran emas.

Jhul menimpali, sekarang kan ada yang namanya kakao sambung samping, kenapa petani malah menelantarakan tanaman kakao mereka dan sibuk mencari kerja sampingan.Rusdi pun datang menyuguhkan beberapa cangkir kopi hitam buatannya, melengkapi suasana diskusi pada malam itu.

Mahwan menarik kursinya lebih dekat dengan meja dan langsung menyeruput kopi yang disuguhkan, dengan sedikit memuji rusdi, kopi buatanmu memang nikmat dan mantap. Lalu ia pun dengan serius menjelaskan kepada Jhul, Memang ada, cuman tidak maksimal pelaksanaannya. dengar- dengar kabar, sebagian dana Gernas Tahun 2013 diselewengkan, polisi juga sudah menetapkan tiga orang tersangka.

Mendengar itu, Marohan langsung memotong penjelasan sang senior, tapi kapan ditahan, bagaimana perkembangan kasusnya. tidak terdengar lagi. Bisa jadi, ada orang berpengaruh yang terlibat, bisa juga penegak hukumnya ???? sehingga sulit menyeret orang tersebut.

Jhul dengan nada bicara sedikit kesal menambahkan komentar marohan,  kenapa kalau maling uang rakyat kelihatannya sulit tersentuh oleh hukum. Tapi kalau maling ayam, digebukin rame-rame terus dijebloskan ke penjara.

Memahami hakikatnya sebagai seorang mahasiswa,  Jhul sontak berdiri, dan mengepalkan tinju yang diacung-acungkan keatas, dengan gaya orasi layaknya seorang demonstran sejati mengatakan “kawan-kawan, hari ini kita hanya bisa duduk manis dan berdiskusi diatas wajah-wajah kelam yang terjebak dalam kepalsuan negeri ini.

Setelah menyuguhkan Kopi, Rusdi menyambung percakapan para santri. Wah asyik diskusi kali ini, “tampaknya teman-teman menginginkan hukum harus tegak walau langit akan runtuh. Bagiku, Jika kita tidak mampu memaksakan agar kebenaran selalu menang, minimal kita tidak dengan sengaja tunduk pada kepalsuan karena jika demikian sungguh memalukan”.

Tidak lama kemudian, para santri menghentikan diskusi, tidak ada lagi yang ngotot dengan argumen-argumen ataupun bahasa verbalnya, bagaimana tidak,  tiba-tiba suhu padepokan datang berkunjung kepadepokan.

Para santri mempersilahkan suhu dudu diantara kelompok diskusi, Ruangan diskusi terasa terntram, nyamuk-nyamuk yang sedari tadi memburu betis para santri,kini hinggap dibalik tirai jendela, seakan ingin mendengar setiap kata yang keluar dari mulut suhu. apa yang sedang didiskusikan kali ini? Suara suhu memecah keheningan, sembari meletakkan topi kesayangannya diatas meja.

Jhul menerangkan kepada suhu “kami sedang mendiskusikan mengenai penegakan hukum yang terasa timpang, ibarat pisau bermata dua, tajam kebawah dan tumpul dibagian atasnya, hukum yang selalu menguntungkan pihak pembuat aturan dan para pemilik modal, akhirnya rakyat yang tidak berdayalah yang menjadi korbanya.”..............

Dengan nada datar Suhu menjelaskan, “kalau hendak membawa suara dan nilai-nilai pembaruan ke tengah kalangan tentunya harus dibarengi dengan pengetahuan dan pemahaman yang cukup, jika tidak kau sendiri yang akan jatuh.”Tetapi ingat, kisah arjuna kecil yang dapat mengalahkan Rahwana sang raksasa dan Nabi Daud kecil yang menang atas Raksasa Jalut. Cerita lama itu& tidak menutup kemungkinan bisa terjadi kalau teman – teman memiliki tekad yang kuat.

Seekor cicak berbunyi seakkan ikut membenarkan perkataan sang suhu, disamping jam dinding yang jarumntya tepat menungjuk pukul 22.00, sang suhu bangkit dari tempat duduk dan berkata, “saya merasa lelah hari ini”. sehingga ia meminta kepada rusdi untuk mengantarnya pulang ke tempat perenungan...........
Setelah kepulangan suhu para penghuni padepokan menyudahi diskusi dan kembali menyibukkan diri dengan aktifitas masing-masing.

Mahwan terlihat asik mengelus-elus keyboard komputer, menikmati laju fikiran bagai air bah yang menghantam dinding-dinding hatinya yang memaksa untuk dikeluarkan menuangkan fikiran dalama tiap-tiap paragraf, angin masuk melalui jendela namun tak merubah suasana para pemuda tersebut.

Petikan suara gitar Marohan diiringi alunan lagu-lagu kisah perjuangan, memecah suasana pening padepokan.......
Jhul pribady asyik memainkan kepalan asap tebal yang ia hembuskan dari sebatang kretek matra, sembari  ikut mendengakan suara musik yang dimainkan oleh marohan.........
Rusdi melengkapi merdu suara gitar Marohan dengan siulnya.......

Tiba-tiba hujan turun disertai dingin yang dikandungnya, menjilati kulit para pemuda tersebut, malam pun memukul dengan jurus kantuknya, tanpa komando masing-masing mereka menuju pembaringgan, selimut kecil memeluk mereka dalam kehangatan dan mengantarkan mereka kedalam alam mimpi.

Idealisme Atau Hedonisme
Idealisme Atau Hedonisme - written by eryatmo , published at 11:19 PM, categorized as Cerpen . And have 0 comments
No comment Add a comment
Cancel Reply
GetID
Copyright ©2013 DALAM GERAMAN by
Theme designed by Damzaky - Published by Proyek-Template
Powered by Blogger